MAKHLUK
Daftar
isi
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................................................................3
BAB 1:PENDAHULUAN....................................................................................................................................................
4
A.Latar
Belakang Masalah....................................................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.......................................................................................
......................................................................4
C.Tujuan Penulisan
Makalah................................................................................................................................................4
D.Manfaat Penulisan
Makalah..............................................................................................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAAN...................................................................................................................................................5
A.Alam Semesta...................................................................................................................................................................5
B.Hayat atau
hidup...............................................................................................................................................................8
C.Manusia.............................................................................................................................................................................9
BAB 3: PENUTUP................................................................................................................................................................13
A.Kesimpulan........................................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................................................14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah MAKHLUK ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Umi Hani S.ag
Mpd selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Banjarbaru, oktober 2013
Penyusun
Penyusun
=========================
BAB
1: PENDAHULUAN
A.Latar
belakang masalah
Al-Qur’an
merupakan sumber segala ilmu. Al-Qur’an menyebutkan tentang kejadian alam
semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan manusia,
termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya dan dipacu akalnya untuk
menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya seperti keingintahuan tentang
rahasia alam semesta.
Alam semesta merupakan sebuah bukti kebesaran Tuhan, karena penciptaan alan semesta dari ketiadaan memerlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Tuhan telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya untuk manusia dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta dalam ayat-ayat Nya. Meskipun demikian al-Qur’an bukan buku kosmlogi atau biologi, sebab ia hanya menyatakan bagian-bagian yang sangat penting saja dari ilmu-ilmu yang dimaksud.
Keinginantahuan manusia tentang alam semesta tidak hanya membaca al-Qur’an saja, akan tetapi juga melakukan perintah Tuhan. Sehingga ia dapat menemukan kebenaran yang dapat dipergunakan dalam pemahaman serta penafsiran al-Qur’an, berdasarkan surat Yunus ayat101. Oleh karena itu tidak dapat diragukan lagi bahwa penciptaan alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia, akan tetapiproduk dari hasil Tuhan.
B.Rumusan
masalah
ü Alam
Semesta dalam Perspektif Islam.
ü Ayat-ayat
Yang Berhubungan Dengan Al-qur’an.
.
.
ü Tujuan
Penciptaan Alam Semesta.
C.Tujuan
penulisan makalah
ü Menjelaskan
bahwa untuk bisa menghargai tuhan itu kita harus tahu ciptaan-NYA.
ü Memberitahu
pembaca bahwa teori yang di buat para ahli itu sudah tercantum terlebih dahulu
di dalam al Qur’an.
ü Untuk
pembelajaran bagi pembaca makalah ini.
D.maanfaat
penulisan makalah
ü
Menambah keimanan kita terhadap
Al-qur’an.
ü
Memberikan pengetahuan bagi pembacanya.
BAB 2:PEMBAHASAN
A. Alam Semesta
1)proses terjadinya Alam Semesta
(Q.S.
AlAnbiya [21] :30)
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
Artinya: “Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Ini
dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun
lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada
hakikatnya adalah pengembangan ruang, sebagaimana di dalam al-qur’an Allah SWT
menyebutkan :
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ
وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
Artinya:
“ dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa (meluaskan).” (Q.S. Adz-dzariyat [51] : 47 )
Materi
yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi
bintang-bintang generasi pertama.Hasi fusi nuklir antara inti-inti hydrogen,
meghasilkan unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi
atau disebut juga Nukleosintesis Big Bang.
Nukleosintesis
Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta dan
bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H
(protium), 2H (deuterium), 3He (helium-3), dan 4He (helium-4),
di alam semesta.Meskipun 4He terus saja dihasilkan oleh mekanisme lainnya
(seperti fusi bintang dan peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja
dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif
(pelepasan proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa
isotop-isotop ini di alam semesta, dan semua kecuali jejak-jejak yang tidak
signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang dihasilkan oleh
proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam
proses Big Bang. Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li,
dan 7Be diyakini terbentuk ketika alam semesta berumur 100 sampai 300
detik, setelah plasma kuark-gluon primordial membeku untuk
membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis Big
Bang sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan,
tidak ada unsur yang lebih berat daripada litium yang dapat
dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini adalah dalam keadaan plasma, dan
tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga waktu lama).
·
Masa
Kedua
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي
الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ
وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya
: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia
Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini adalah pembentukan langit. Sebenarnya, apa
yang dimaksud dengan langit ?, apakah kubah biru di atas sana
Pengetahuan
saat ini menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya
matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada
lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit
lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana,
melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda
langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam
fase ini, pembentukan bintang-bintang di dalam galaxy yang masih berlangsung
hingga saat ini.
Dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan :
ثُمَّ
اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا
طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Artinya :“kemudian
Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap,…” (Q.S. fushilat [41] :11 )
Dukhan (debu-debu
dan gas antar bintang (Q.S. fushilat [41] :11 ) ) pada proses pembentukan
bintang, gas-gas itu berputar seperti cakram dan menjadi terpusat ditengah
cakram. Gas tersebut berkumpul menjadi massa gas yang sengat besar yang mirip
dengan gumpalan gas raksasa. Didalam gumpalan gas raksasa, gas terus bergerak
dan bertabraka. Akibatnya, tekanan dan suhu gas mendi luar biasa panasnya.Suhu
dan tekana yang tinggi ini menyebabkan gas saling bergabung.Proses
pengganbungan gas akan menghasilkan energi panas jang sangat dahsyat. Bila inti
panasnya telah cukup untuk memantik reaksi fusi nuklir, mulailah bintang
bersinar.Kelak bila bintang mati dengan ledakan supernova, unsur-unsur berat
hasil fusi nuklir akan dilepaskan. Selanjutnya, unsur-unsur berat sebagai
materi antar bintang bersama dengan hydrogen akan menjadi bahan pembentuk
bintang-bintang generasi berikutnya, termasuk planet-planetnya.
Di dalam
Al-Qur’an sendiri, penciptaaan langit kadang disebut sebelum penciptaan bumi
dan kadang disebut sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut hingga saat
ini.
Itulah dua
masa penciptaan langit.dalam bahasa al-quran,Big bang dan pengembangan alam
yang menjadikan galaksi-galaksi makin berjauhan ( makin “tinggi” menurut
pengamat dibumi serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebutkan
sebagai penyempurnaan langit.
Sebagaimana dalam Q.S An-Nazi’at [79] : 28 :
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا
Artinya
:”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
Pada masa
ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya, termasuk
bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar
4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari.
Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan
fenomena siang dan malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan
indah :
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ
ضُحَاهَا
Artinya
: “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29
Bumi yang
terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin mulai menghangat dengan
pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan
unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat
pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain
muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar
lautan dan granit yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil
pembekuan materi leburan tersebut. Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar
lautan dan daratan itulah yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi”
.sebagaimana Allah SWT berfirman :
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا
Artinya
:“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S.
an-Naziat [79] :30)
Menurut
analisis astronomis ,pada masa awal tatasurya, gumpalan-gumpalan sisa
pembentukan tatasurya yang tidak menjadi planet masih sangat banyak
bertebaran. Salah satu gumpalan raksasa, 1/9 massa bumi,menabrak bumi
menyebabkan lontaran materi yang kini menjadi bulan. Akibat tabrakan itu, sumbu
rotasi bumi menjadi miring 23,5° dan atmosfer bumi lenyap. Atmosfer yang ada
kini sebagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri, sebagian lainnya
dihasilkandari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk bumi
Menurut penulis
senior Science Kristina Grifantini, terdapat kemungkinan, “Tabrakan-tabrakan
yang terjadi inilah yang mengirim waduk air raksasa yang memenuhi bumi”.Untuk
waktu yang lama, para astronom menduga, komet (potongan es dan batu dengan ekor
panjang es yang menguap) yang memutari orbit sekitar mataharilah yang
mengirimkan air ini. Namun, pengukuran jarak jauh air yang menguap dari
beberapa komet utama yang ada (Halley, Hyakutake, dan Hale-Bopp) mengungkap,
air es yang ada di komet itu terbuat dari berbagai jenis H2O (yang mengandung
isotop lebih berat dari hidrogen) dari Bumi. . dari situlah komet yang
komposisi terbesarnya adalah es air (20%massanya) diduga kuat merupakan sumber
air bagi bumi karena rasio Deutorium/hydrogen (D/H) di komet hamper sama dengan
rasio D/H pada air di bumi, sekitar 0,0002.
Selain
komet, kemungkinan lain mengatakan Wilayah tempat ratusan ribu asteroid
yang mengorbit antara planet dalam dan luar ini diyakini oleh para astronom
terlalu dekat dengan matahari untuk menjadi ‘rumah’ air. Namun, para astronom
baru-baru ini menemukan bukti pertama es di asteroid 24 Themis.Penemuan
asteroid es ini menunjukkan kemungkinan adanya jauh lebih banyak es di sabuk
asteroid di luar dugaan semula.
Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat
terciptanya kehidupan di bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :
...وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Artinya
:“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S.
al-anbiya [21] : 30 )
Profesor
Masaru Emoto, peneliti Jepang dengan publikasi hasil penelitiannya berhasil
membuktikan molekul air ternyata dapat dipengaruhi oleh pengertian-pengertian
yang dibuat manusia. Teorinya tentang pengaruh ini diakui oleh lembaga-lembaga
sains, fisika dan biologi. Profesor Emoto mengkaji banyak sampel dari air yang
membentuk kristal dan membandingkan satu dengan lainnya. Eksperimen yang
dilakukannya menggunakan sekitar 10 ribu sampel yang berhasil dikumpulkannya
dan dipublikasikan dalam tiga jilid buku dengan judul "The Messages from
Water". Ia percaya kondisi lingkungan mempengaruhi kombinasi molekul air.
Selain itu,
pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan
halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas
metan (CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas
dengan bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal
kelahiran senyawa organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air
akhirnya tertumpuk di laut. Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang
hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu berdasarkan fosil tertua yang pernah
ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30 yang
telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.
Masa keenam
dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi yang
dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.
Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2
miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada
masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan tektonik
dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.
Tersedianya
air, oksigen, tumbuhan, dan kelak hewan-hewan pada masa kelima dan keenam inilah
yang sepertinya di maksudkan Allah SWT dengan memberkahi bumi dan menyediakan
makanan bagi penghuninya sebagaimana di dalam firmannya :
Artinya : " Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. An-Naazi’at [79]
:31-33)
Begitulah yang Allah SWT ungkapkan di dalam Al-Qur’an sebagai penutup
kronologis dari penciptaan alam semesta.
B.
Hayat atau Hidup
1)Penjelasan Singkat Mengenai HAYAT
“Hayat” adalah
sesuatu yang terdapat pada setiap makhluk hidup. Dalam semesta ini ada banyak
macam hayat. Ada hayat tumbuh-tumbuhan, ada hayat binatang, hayat manusia.
Selain itu, ada pula hayat lain, yang tidak bisa mati, bersifat kekal, yaitu
hayat Allah (Yunani: “Zoe” no. strong 2222).
Boleh
dikatakan, “Hayat” adalah hakiki yang di dalam sedangkan “hidup” atau
“kehidupan” adalah keadaan yang tertampil di luar. Suatu makhluk bisa hidup dan
menempuh suatu penghidupan karena memiliki hayat. Benda yang tidak berhayat
adalah benda mati, sebaliknya benda yang berhayat adalah benda hidup. Dalam
masing-masing hayat terkandung sifat-sifat, naluri, hukum alamiah, yang dengan
sendirinya menampilkan ciri-ciri tertentu.
Contoh: kucing mengeong, bukan hanya ia hidup,
terlebih karena ia memiliki hayat kucing, yang membuatnya mengeong dan tidak
menggonggong. Katak hidup di dua alam, karena memiliki hayat katak; hayat ikan
membuat ikan hidup di dalam air.
Hayat macam
apa, menampilkan kehidupan macam apa; bagaimana hayatnya, kehidupan yang
ditampilkan juga bagaimana. Berdasarkan hayat manusialah kita hidup dan
menempuh kehidupan di bumi ini. Setiap manusia memiliki hayat manusia, hayat
ini diperoleh melalui kelahiran dari orang tuanya. Namun sayang, hayat manusia
ini tidak kekal, hayat manusia ini bisa mati. Jadi problem manusia bukan hanya
masalah hidup atau kehidupan, terlebih adalah masalah hayat apa yang ia miliki.
Dilahirkan kembali berarti dilahirkan sekali lagi
oleh Allah. Dengan kata lain, selain memiliki hayat manusia yang bisa mati,
kini memiliki hayat Allah yang tidak bisa mati, yang kekal. Itulah sebabnya
kita berkata: “orang yang beroleh selamat memiliki hidup yang kekal” Hidup yang
kekal ini diperoleh karena ia sudah memiliki hayat yang kekal, yaitu hayat
Allah.
Manusia yang sudah dilahirkan kembali oleh Allah,
bisa menempuh dua macam kehidupan: kehidupan yang ilahi (berdasarkan hayat
Allah), atau kehidupan yang insani (berdasarkan hayat manusia). Manusia yang
hidup berdasarkan hayat Allah, adalah manusia rohani; ia akan menampilkan
sifatsifat Allah yang penuh kasih, pemurah, sabar, suci, adil, dan berbagai
kebajikan lainnya.
C.
MANUSIA
1)
Proses terjadinya
manusia dalam al qur’an
Allah
SWT telah menceritakan proses penciptaan manusia di dalam Al-Qur’an secara
terperinci, Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun,
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”
(QS. Al-Mu’minun : 12-14).
Dokter ahli kandungan nomor satu di dunia
menyebutkan, bahwa semua yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits
Rasulullah SAW tentang proses penciptaan manusia adalah sesuai dengan yang
ditemukan pada ilmu pengetahuan modern.
Inilah doktor ahli kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada, Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa; dipelajari di sebagian besar universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema “Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah” di Universitas Al-Malik Faishal. Dia berkata, “Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur’an, membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur’an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah.”
Inilah doktor ahli kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada, Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa; dipelajari di sebagian besar universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema “Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah” di Universitas Al-Malik Faishal. Dia berkata, “Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur’an, membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur’an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah.”
Dia juga berkata dalam pidatonya, “Manusia
ketika pertama kali diciptakan dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah.
Kemudian setelah itu ciptaannya meningkat menjadi segumpal daging. Kemudian
berubah menjadi tulang-belulang. Dan kemudian dibungkus dengan daging.” Dan
katanya, “Semua yang kami dapatkan dalam penelitian-penelitian kami, kami
mendapatkannya tertera dalam Al-Qur’an.”
Seorang doktor lain berkebangsaan Amerika,
profesor dalam bidang ilmu kandungan, berkata pada muktamar yang
diselenggarakan oleh Kerajaan Saudi Arabia di Riyadh, “Nash-nash Al-Qur’an
memaparkan rincian yang lengkap tentang proses pertumbuhan manusia, dimulai
dari tahap tetesan mani sampai pada tahap pertumbuhan menjadi tulang dan
tubuh.” Dan katanya, “Belum ada dalam sejarah manusia, ditemukan paparan
tentang peroses pertumbuhan manusia yang gamblang seperti ini.”
Proses Penciptaan Manusia
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang
luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam
ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad
ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:
Manusia tidak diciptakan dari mani yang
lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa)
Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Setetes Mani
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an :
(spermazoa)
Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Setetes Mani
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an :
“Apakah
manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37)
Seperti
yang telah kita amati, Al-Qur’an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat
dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus
dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu
pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari
Ilahi.
Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Ketika sperma dari laki-laki bergabung
dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal
yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak
dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal
ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan
tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar
yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini,
zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald
C. Goeringer, Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human
Development as Described in the Qur’an and Sunnah, Makkah, Commission on
Scientific Signs of the Qur’an and Sunnah, s. 36)
Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban
penting dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh
dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “‘alaq” dalam Al Qur’an:
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (QS Al
‘Alaq:1-3)
Arti
kata “‘alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu
tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang
menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Pembungkusan Tulang oleh Otot
Sisi penting lain tentang informasi yang
disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an adalah tahap-tahap pembentukan manusia
dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya
tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik” (QS Al Mu’minun:14)
Embriologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga
akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam
embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang
menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun,
penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan
perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al Qur’an adalah
benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini
menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis
seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan
embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di
sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah
terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar
ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada
akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya
di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)
Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim
Dalam Al Qur’an dipaparkan bahwa manusia
diciptakan melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.
“…
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (Al Qur’an, 39:6)
Sebagaimana
yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan
dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern
telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat
yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang
dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan
dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama
dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
“Kehidupan
dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama,
embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan
sampai kelahiran.” (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s.
64.)
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang
berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya,
ciri-ciri
tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
v
Tahap
Pre-embrionik
Pada
tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah
segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring
pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri
mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan.
v
Tahap
Embrionik
Tahap
kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut
sebagai “embrio”. Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk
dari lapisan- lapisan sel tersebut.
v
Tahap
fetus
Dimulai
dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai “fetus”. Tahap ini dimulai
sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus
tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua
tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua
organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan
perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Yang Menentukan Jenis Kelamin Bay
“Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan.” (QS An Najm:45-46)
Cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah
membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur’an ini.
Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh
pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan
jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia
diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut “XY” pada pria,
dan “XX” pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut
yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal
dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan
wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin,
yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda,
satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur
berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y,
maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi
ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur
wanita.
Saripati
Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung
sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang
berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula
yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu
masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani disinggung
di Al-Qur’an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga
menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:
“Sungguh,
Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia
(anugerah) pendengaran dan penglihatan.” (Al Qur’an, 76:2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut
sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari “bahan campuran”
ini:
“Dialah
Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia
dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.”
(Al Qur’an, 32:7-8)
Kata Arab “sulala”, yang diterjemahkan
sebagai “sari”, berarti bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan
kata lain, ini berarti “bagian dari suatu kesatuan”. Ini menunjukkan bahwa Al
Qur’an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia
hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia
BAB
III : PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
Allah telah menciptakan alam semesta dan berserta isinya dengan segala kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya ,mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
Al-Qur’an telah menghubungkan semua pagelaran alam semesta dan seluruh getaran jiwa kepada akidah tauhid. Ia mengubah setiap kilatan sinar dalam lembaran alam semesta atau dalam batin manusia kepada sebuah dalil atau isyarat. Demikianlah alam semesta beserta segala isinya beralih rupa menjadi tempat pementasan ayat-ayat Allah yang dihiasi dengan keindahan oleh “tangan” kekuasaan dan bekas-bekasnya tampak nyata dalam setiap pagelaran dan pemandangan serta gambaran dan bayang-bayang didalamnya. Sehingga manusia diharuskan percaya dengan adanya alam semesta ini sebagai bukti dari kebesaran Tuhan.
Alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia melainkan produk dari hasil pemikiranTuhan. Berdasarkan bukti yang kongkrit dan valid yang berupa ayat-ayat al-Qur’an seperti surat al-Baqoroh: 29: Fushilat: 9-11, al-Anbiya’: 31, serta ayat-ayat yang lain dalam al-Qur’an. Perdebatan yang terjadi dikalangan Teolog Muslim menyangkut ungkapan-ungkapan al-Qur’an itu, tidak lain kecuali salah satu dampak buruk dari sekian dampak buruk filsafat Yahudi dan Nashrani yang bercampur dengan akal Islam yang murni. Tidaklah wajar bagi kita dewasa ini terjerumus dalam kesalahan tersebut sehingga memperburuk keindahan akidah Islam dan keindahan al-Qur’an.
Allah menciptakan alam semsta ini dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik, memerintahkan hamba-hambanya untuk memperbaikinya. Dalam ayat ini Tuhan menerangkan dalil-dalil yang terdapat dalam cakrawala yang menunjuk kepada kita agar mensyukuri Allah dan tetap mentaati-Nya
Allah telah menciptakan alam semesta dan berserta isinya dengan segala kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya ,mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
Al-Qur’an telah menghubungkan semua pagelaran alam semesta dan seluruh getaran jiwa kepada akidah tauhid. Ia mengubah setiap kilatan sinar dalam lembaran alam semesta atau dalam batin manusia kepada sebuah dalil atau isyarat. Demikianlah alam semesta beserta segala isinya beralih rupa menjadi tempat pementasan ayat-ayat Allah yang dihiasi dengan keindahan oleh “tangan” kekuasaan dan bekas-bekasnya tampak nyata dalam setiap pagelaran dan pemandangan serta gambaran dan bayang-bayang didalamnya. Sehingga manusia diharuskan percaya dengan adanya alam semesta ini sebagai bukti dari kebesaran Tuhan.
Alam semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran manusia melainkan produk dari hasil pemikiranTuhan. Berdasarkan bukti yang kongkrit dan valid yang berupa ayat-ayat al-Qur’an seperti surat al-Baqoroh: 29: Fushilat: 9-11, al-Anbiya’: 31, serta ayat-ayat yang lain dalam al-Qur’an. Perdebatan yang terjadi dikalangan Teolog Muslim menyangkut ungkapan-ungkapan al-Qur’an itu, tidak lain kecuali salah satu dampak buruk dari sekian dampak buruk filsafat Yahudi dan Nashrani yang bercampur dengan akal Islam yang murni. Tidaklah wajar bagi kita dewasa ini terjerumus dalam kesalahan tersebut sehingga memperburuk keindahan akidah Islam dan keindahan al-Qur’an.
Allah menciptakan alam semsta ini dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik, memerintahkan hamba-hambanya untuk memperbaikinya. Dalam ayat ini Tuhan menerangkan dalil-dalil yang terdapat dalam cakrawala yang menunjuk kepada kita agar mensyukuri Allah dan tetap mentaati-Nya
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Baiquni M.Sc.,Ph.D,Prof.Ahmad.
Al-Qur’anIlmu pengetahuan dan Teknologi, (Jakarta: Dana Bakti Prima Persada,
1985)
Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Ismail. Tafsir Ibnu Katsir Juz I al-Fatihah – al- Baqoroh, (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2002)
, Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 ali Imron92-an-Nisa’23,(Bandung: Sinar baru Alggensindo, 2000)
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an, Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000)
.Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dilengkapi dengan Takhrij hadits
dan Indeks Tematik, Jilid 2 Juz 3 dan 4, (Jakarta: Robbani Press, 2001)
. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan al-Qur’an al-An’am – Surah al-A’raf 137), Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani, 2002)
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an ( Surat Yusuf 102-Thaahaa 56) Jilid 7, (Jakarta: Gema Insani, 2003)
Hamka, Prof. Dr.Tafsir Al-Azhar, Juz IV (Bogor: Yayasan Nurul Islam, 1981)
. Tafsir al-Azhar Juz XXIX, ( Bogor: Yayasan Nurul Islam, 1964)
Al-Maraghi, Syekh Ahmad Mustofa. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi, (Yogyakarta: Sumber Ilmu, 1985)
Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Juz XIII (Semarang: CV. Toha Putra, 1994)
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume 1: Surat al-Baqoroh, (Jakarta: Lentera hati, 2000)
Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Ismail. Tafsir Ibnu Katsir Juz I al-Fatihah – al- Baqoroh, (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2002)
, Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 ali Imron92-an-Nisa’23,(Bandung: Sinar baru Alggensindo, 2000)
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an, Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000)
.Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dilengkapi dengan Takhrij hadits
dan Indeks Tematik, Jilid 2 Juz 3 dan 4, (Jakarta: Robbani Press, 2001)
. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan al-Qur’an al-An’am – Surah al-A’raf 137), Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani, 2002)
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an ( Surat Yusuf 102-Thaahaa 56) Jilid 7, (Jakarta: Gema Insani, 2003)
Hamka, Prof. Dr.Tafsir Al-Azhar, Juz IV (Bogor: Yayasan Nurul Islam, 1981)
. Tafsir al-Azhar Juz XXIX, ( Bogor: Yayasan Nurul Islam, 1964)
Al-Maraghi, Syekh Ahmad Mustofa. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi, (Yogyakarta: Sumber Ilmu, 1985)
Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Juz XIII (Semarang: CV. Toha Putra, 1994)
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume 1: Surat al-Baqoroh, (Jakarta: Lentera hati, 2000)
https://sites.google.com/site/wwwkamilexelentcom/proses-terciptanya-alam-semesta-menurut-al-quran
http://boedaxbandung88.wordpress.com/2009/11/23/9/
http://lifestudyblog.wordpress.com/2010/10/01/penjelasan-singkat-mengenai-hayat/
http://www.jurnalhajiumroh.com/post/dunia-islam/-ayat-ayat-penciptaan-alam-semesta
0 komentar:
Posting Komentar